3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah dan 4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan

Jumlah Pertemuan : 4 x 2 JP
Pertemuan ke          : 2
Tanggal                     : 3 September 2019
Materi                       : Teks Cerita Sejarah
Kelas                         : XII IPA 6,7,8

Pronomina
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang mengacu pada nomina lain, dengan kata lain pronomina adalah pengganti yang merujuk pada nomina lain. Kata ganti ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ganti atau pronomina dibedakan menjadi 6 bentuk.
1. Kata ganti orang
Kata ganti ini digunakan untuk menggantikan nomina. Kata ganti orang masih dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk berikut
a. Kata ganti orang pertama tunggal, contoh: aku, saya.
b. Kata ganti orang pertama jamak, contoh: kami, kita.
c. Kata ganti orang kedua tunggal, contoh: kamu, anda.
d. Kata ganti orang kedua jamak, contoh: kalian.
e. Kata ganti orang ketiga tunggal, contoh: dia, ia, beliau.
f. Kata ganti orang ketiga jamak, contoh: mereka.
2. Kata ganti kepemilikan
Kata ganti ini dipakai untuk menyatakan kepemilikan, contohnya buku kamu/bukumu, buku aku/bukuku, dia/bukunya.
3. Kata ganti penunjuk
Kata ganti ini dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh, contohnya di sana, di sini, ini, itu.
4. Kata ganti penghubung
Kata ganti ini digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat, contohnya yang, tempat, waktu.
5. Kata ganti tanya
Kata ganti ini digunakan untuk meminta informasi atau menanyakan sesuatu, contohnya apa, siapa, mana.
6. Kata ganti tak tentu
Kata ganti ini digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan suatu benda atau orang yang jumlahnya tak menentu (banyak), contohnya masing-masing, sesuatu, para.
Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal: sangat baik. Kata baik merupakan inti dan kata sangat merupakan pewatas.
Frasa adverbial bersifat modifikatif dan koordinatif. Frasa yang bersifat modifikasi contohnya ialah agak besar, kurang pandai, hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dengan gelisah. Frasa adverbial yang koordinatif (yang tidak menerangkan), contohnya ialah lebih kurang. Kata lebih tidak menerangkan kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.
Adverbia sendiri adalah kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat. Dalam kalimat, “Saya ingin cepat-cepat pulang,” kata cepat-cepat adalah adverbial yang menerangkan verba pulang; juga dalam kalimat, “Ibu Rukni sangat bijaksana,” kata sangat adalah adverbial yang menerangkan adjektiva bijaksana.
Adverbial sebagai kategori harus dibedakan dari keterangan sebagai fungsi kalimat. Jadi, dalam kalimat, “Ia datang kemarin,” kata kemarin berkategori nomina bukan adverbial, tetapi fungsinya adalah keterangan waktu. Dalam kalimat, “Ibu Rukni sangat bijaksana,” kata sangat berfungsi sebagai keterangan dan kebetulan juga kategorinya adalah adverbial.
Verba Material
Verba material merupakan kata kerja berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik, ataupun perbuatan yang dilakukan secara fisik oleh partisipan.
Contoh:
1. Anwar melihat pesawat itu lepas landas di Bandara.
2. Petinju itu memukul lawannya dengan pukulan yang sangat keras.
3. Arif menulis buku karangannya selama kurang lebih 1 tahun.
4. Usman mengendarai mobil barunya dengan sangat lihai dan terlatih.
5. Para penjahat itu menebang hutan secara liar tanpa memedulikan efeknya bagi ekosistem.

Konjungsi temporal
Konjungsi temporal dapat diartikan sebagai konjungsi yang menyatakan hubungan waktu. Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu dan sekaligus sebagai saran kohesi teks. Dalam teks yang berkohesi itu penting kalian perhatika supaya keserasian setiap unsur yang disambungkan tetap terjaga, yang sehingga tercipta susunan kata yang indah dan mudah untuk dapat dipahami.
Konjungsi tempral yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri atas dua bagian yakni konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat. Contoh konjungsi temporal antara lain sebelum, ketika, sejenak, semenjak, setelah, dan lain-lain.
Konjungsi temporal dibagi menjadi dua jenis, yaitu konjungsi sederajat dan konjungsi tidak sederajat.
Contoh konjungsi temporal sederajat antara lain sebelumnya, sesudahnya, lalu, kemudian, selanjutnya. Konjungsi temporal sederajat biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara dan konjungsinya tidak boleh diletakkan di awal dan akhir kalimat.
Contoh:
Mereka lalu pergi ke pasar.
Sinta menyapu halaman, kemudian dia mengepel lantai.
Andi sedang menonton TV, sebelumnya dia sudah membersihkan kamarnya terlebih dahulu.
Ari sedang mengerjakan PR, sesudahnya dia dapat bermain dengan teman-temannya.
Ridwan sedang melakukan tes kesehatan mata, selanjutnya dia akan melakukan tes kesehatan gigi.
Contoh konjungsi temporal tidak sederajat antara lain apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, tatkala, dan sebagainya.


Konjungsi tidak sederajat biasanya digunakan pada kalimat majemuk dan boleh diletakkan di sembarang pola kalimat ”awal, tengah, dan akhir kalimat”.

Komentar

Postingan Populer