KD 3.2 Menganalisis Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan dan 4.2 Menyusun Surat Lamaran Pekerjaan dengan Memerhatikan Isi, Sistematika, dan Kebahasaan

Jumlah Pertemuan : 4 X 2JP
Pertemuan ke          : 4
Tanggal                     : 09 Agustus 2019
Materi                       : Surat Lamaran kerja
Kelas                         : XII IPA 5
Pada dasarnya, surat lamaran pekerjaan dibedakan dari berbagai sumber yang diperoleh oleh palamar. Rohmadi dan Rustamaji (2010: 4) menjelaskan bahwa surat lamaran pekerjaan dapat diajukan berdasarkan sumber-sumber berikut ini. 
1. Iklan
Contoh
Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian…tanggal…yang isinya menyatakan bahwa….
Dalam harian…tanggal…saya membaca iklan yang menyatakan bahwa PT…membutuhkan…. Berkenaan dengan hal tersebut, saya….

2. Informasi seseorang
Contoh
Menurut informasi dari Bapak…, perusahaan Bapak/Ibu membutuhkan…. Sehubungan dengan hal itu…

3. Pengumuman resmi dari instansi yang membutuhkan tenaga
Contoh
Berdasarkan dengan pengumuman nomor:…tanggal…tentang penerimaan karyawan PT…maka yang bertanda tangan di bawah ini:….

4. Permohonan instansi pada sekolah
Contoh
Setelah mendapat informasi dari kepala sekolah tentang permohonan kerja….
5. Inisiatif sendiri
CONTOH
Yang bertanda tangan di bawah ini, …. dengan ini mengajukan permohonan untuk diterima sebagai karyawan pada….

Perbedaan sumber penulisan surat akan berdampak pada bahasa yang digunakan. Variasi bahasa yang dapat dibuat seperti tampak pada uraian mengenai sumber penulisan surat lamaran pekerjaan.  
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam surat lamaran pekerjaan terkait dengan bahasa yang digunakan adalah sebagai Berikut.
1. Bahasa surat adalah bahasa yang baik dan benar.
2. Bahasa surat menggunakan kata-kata yang sopan.
3. Bahasa surat berisi kata pengantar yang jelas, singkat, padat, informative, dan tepat sasaran.
4. Bahasa surat tampak dari tulisan yang bersih, mudah dibaca, sesuai dengan kaidah ejaan.
5. Melengkapi bagian-bagian surat dengan norma bahasa surat (seperti penulisan unsur hal, tempat/tanggal, alamat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan, dan nama terang).

Contoh surat lamaran pekerjaan dan analisis unsur kebahasaannya. 

Analisis unsur kebahasaan surat lamaran pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut.


No
Unsur-Unsur Kebahasaan
Penjelasan
1
Bentuk surat yang standar
Surat lamaran yang dibuat sudah menggunakan format standar
2.
Bahasa yang baik dan benar
Penulisan surat lamaran tersebut sudah menggunakan kaidah berbahasa yang baik seperti penulisan kalimat pemerincian, kata ganti orang ketiga,dan penggunaan tanda baca titik (.), dan koma (,).
3.
Kata pengantar jelas, singkat, padat, informatif, dan tepat sasaran
Karena informasi lowongan bersumber dari media massa (Pikiran Rakyat), pelamar mencantumkan sumber di awal. Selanjutnya, pelamar mengajukan diri untuk mengisi lowongan tersebut.
4.
Penyampaian maksud surat pada isi surat
Sudah menggunakan kalimat yang jelas untuk melamar kerja. Namun. kurang jelas menyampaikan posisi/jabatan yang diinginkan.
5
Pemakaian tanda baca koma (,) pada bagian penutup surat
Pada penutup surat, seharusnya setelah kata pimpinan diikuti tanda baca koma (,).

Kaidah kebahasaan
KALIMAT EFEKTIF

1.   Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

2.   Syarat Kalimat Efektif
2.1  Keterpaduan
2.1.1 Pengertian Keterpaduam
Keterpaduan adalah keterpaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud atau informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis).
• Kalimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.
• Kalimat yang padu menggunakan pola aspek-agen-verbal atau aspek-verbal-pasien.
• Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada / tentang.
2.1.2  Penyebab Ketidakpaduan
2.1.2.1 Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele. Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kalimat di atas bisa diperbaiki supaya menjadi kalimat yang padu.
2.1.2.2 Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2.1.2.3 Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripadaatau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat dibawah ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
2.2 Kepararelan
keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh :
a. Harga minyak dibekukan ataukenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatantembok,
memasang penerangan, pengujiansistem pembagian air, danpengaturan tata ruang.
Kalimat tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat
terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitudibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
ð Harga minyak dibekukan atau dinaikkansecara luwes.
Kalimat tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan.Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut.
ð  Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
2.3 Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat. kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu
2.3.1  Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
 Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.
-  Hadirin serentak berdiri setelahmereka mengetahui presiden datang.
Perbaikannya :
 Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
-  Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2.3.2 Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Contoh:
 -  Ia memakai baju warna merah.
           -  Di mana engkau menangkapburung pipit itu?
Perubahannya :
- Ia memakai baju merah
- Di mana engkau menangkap pipit itu?
2.3.3 Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
-  Dia hanya membawa badannya saja.
 -  Sejak dari pagi dia bermenung.
Perbaikannya:
      -  Dia hanya membawa badannya.
      -  Sejak pagi dia bermenung.
2.3.4 Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak, misalnya:
- Para tamu-tamu
- Beberapa orang-orang
Perbaikannya:
- Para tamu
- Beberapa orang
2.4 Penekanan
Yang dimaksud dengan penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
2.4.1 Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2.4.2 Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
2.4.3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
2.4.4 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
2.4.5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.


2.5 Kevariasian
Untuk membuat kalimat yang tidakmonotondanmenjemukan, diperlukan adanya variasi. Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut.
2.5.1 Variasi penggunaan kata
Contoh :
 Pembicaraan itu membicarakankenakalan mahasiswa. (monoton)
            Pembicaraan itu membahaskenakalan mahasiswa. (variatif)
2.5.2 Variasi dalam pembukaan kalimat
Contoh :
a)     Frasa keterangan tempat atau keterangan waktu diletakkan diawal kalimat.
Dari desa yang terpencil ia merantau ke Bandung.
b)Penggunaan frasa verbal
Merombak kendaraan tuaadalah kegemarannya.
c)Penempatan klausa anak kalimat
Ketika ujianberlangsung, mahasiswa itu jatuh sakit.

Komentar

Postingan Populer